Minggu, 24 Juli 2016

HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH....


Hari hari ini sedang ramai dibicarakan  mengenai hari pertama masuk sekolah. Sekolah yang katanya merupakan tempat seseorang memperoleh pendidikan. Sekolah menjadi tempat seluruh anak negeri memperoleh pendidikan yang formal. lalu pendidikan yang tidak formal itu dimana tempatnya. Keluarga yang katanya merupakan unsur pertama dan utama  seseorang memperoleh pendidikan. Orang tua adalah gurunya.
Pada faktanya, menurut data statistik entah darimana, atau menurut trend nya sekarang, karena kesibukan orang tua memenuhi kebutuhan yang katanya semakin banyak dan semakain susah dicukupi, emm kebutuhan atau menuruti hawa nafsu...ideologi kudu sugih, ahh saya ga tahu. Tapi yang jelas menurut data , tren orang tua sekarang  mendidik anak tak lagi menjadi tanggung jawabnya, ya karena orang tua udah bayar mahal kepada si empunya pendidikan yang katanya bernama sekolah. Ya aku udah bayar urusan didik mendidik ya kamu yang ngurusin sekarang. Hmmm dikira pendidikan tu kayak jual beli aja, ahh anak anak tentu bukan barang dan sekolah bukan penitipan barang, ehh anak.
Oleh karena itu negara yang diwakili  pemerintah yang  menanggung alias yang bertanggung jawab , terkubgkung komitmen dalam UUD untuk mencerdaskan anak bangsa, bikinlah sebuah regulasi salah satu keterlibatan orang tua dalam mendidik anak adalah dengan mengantarkan anaknya kesekolah , wuiih kayak jaman aku TK , liat emaku ga ada di jendela kelas aku pun nangis hahaayy. Harapannya sih itu bentuk kepedulian orang tua terhadap pendidikan anaknya. Baik sih iya, ya kemudian harapan selanjutnya hal itu tak sekedar kulitnya saja, formalitas dan bersifat ceremonial, ahh kog negatif thinking....Ya boleh boleh saja negatif, wobg faktanya ya begitu. Apa sih masalah mendasarnya.. ya sebenarnya adalah relasi afeksi, aku menyebutnya. Ditengah dunia bergelimang teknologi , bentuk relasi manusia mulai berubah, dari bahasa tubuh mimik, berganti dalam bahasa gambar dan emoticon dalam  media sosial ataupun aplikasi aplikasi chating. Sebagai contoh orang sekarang merasa cukup memberikan like pada status orang yang kesusahan. Padahal yang dibutuhkan adalah kehadiran . Lhoo salahnya bikin status ealah ngeles. Hmm   cukup dengan chat di line atau wa orang bisa konek, curhat dan lain lain. Anehnya juga keluarga sedang kumpul tapi satu sama lain sibuk dengan gadget nya masing masih. ahhh makin aneh, manusia semakin sepi, relasi semakin dangkal dan aneh saja. orang bisa berhubungan jarak jauh mencetitakan keseharian, ketika ketemu sudah habis apa yang akan dibicarakan. Aneh, dan seperti ada missing nya yaaa...
Seperti pohon kalau kita cuman motong rantingnya pasti masih akan tumbuh. Tapi bila kita ambil akarnya tentu hal itu tak kan tumbuh lagi.
Mustinya itu yang menjadi fokus, relasi, mengembalikan relasi kemanusiaan antar manusia yang sungguh memanusiakan...
mustinya itu yang digarap, ya semoga dengan mengantar tersebut menjadi  pelopor kembalinya relasi yang memanusiakan antara orang tua dan anak, sukur sukur juga gurunya di sekolah juga. Karena pendidikan itu relasi  yang membutuhkan keterlibatan hati...bukan suatu proses jual beli...
Tuhan mampukan aku untuk terus memperbaiki diri, sehingga ku layak disebut sebagai guru...
18  Juli 2016 di suatu sore yang horeee..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar